“Cita-cita hidup seseorang itulah yang menjadi ukuran kebesarannya. Apalah sebabnya maka ada manusia yang diberi gelaran ‘orang besar’ dan ada pula yang bergelar ‘orang kecil kalau bukan kerana cita-cita.
Macam macam segi kebesaran manusia, dan manusia manusia besar itulah yang menjadi pandu kemajuan masyarakat pergaulan hidup ini. Orang yang dinamakan besar ialah orang yang mempunyai suatu fikiran, suatu cita cita dan iradat, kemahuan untuk mencapai cita cita tersebut. Sebetulnya tiap tiap manusia ada mengandung suatu maksud yang mulia. Setiap manusia ingin kaya, ingin ternama dan mengerjakan suatu pekerjaan yang mulia. Tetapi suatu cita cita yang tidak dituruti dengan perjuangan dalam kehidupan, dengan sakit dan senang, jatuh dan bangun lagi, hidup dalam pujian dan celaan, sanjungan dan hinaan dan tidak berani menghadapi banyak teman dan musuh adalah tidak mungkin menjadi orang besar. Cita-cita yang tidak diperjuangkan, terbenamlah dia dalam diri, dilingkungi oleh ragu, takut dan cemas, mundur – maju dan lain lain. Itulah yang menyebabkan tidak dapat maju dan tetap kecil.
Macam macam segi kebesaran manusia, dan manusia manusia besar itulah yang menjadi pandu kemajuan masyarakat pergaulan hidup ini. Orang yang dinamakan besar ialah orang yang mempunyai suatu fikiran, suatu cita cita dan iradat, kemahuan untuk mencapai cita cita tersebut. Sebetulnya tiap tiap manusia ada mengandung suatu maksud yang mulia. Setiap manusia ingin kaya, ingin ternama dan mengerjakan suatu pekerjaan yang mulia. Tetapi suatu cita cita yang tidak dituruti dengan perjuangan dalam kehidupan, dengan sakit dan senang, jatuh dan bangun lagi, hidup dalam pujian dan celaan, sanjungan dan hinaan dan tidak berani menghadapi banyak teman dan musuh adalah tidak mungkin menjadi orang besar. Cita-cita yang tidak diperjuangkan, terbenamlah dia dalam diri, dilingkungi oleh ragu, takut dan cemas, mundur – maju dan lain lain. Itulah yang menyebabkan tidak dapat maju dan tetap kecil.
Berbagai segi kebesaran itu, besar dalam politik, dalam peperangan, dalam filsafat dan dalam agama. Untuk mengukur kebesaran, lihatlah alam yang berada dikeliling orang besar itu. Bagaimana dia melepaskan dirinya dari kesulitan dan merbahaya, dikelilingi oleh tali temali yang mengikat dan sebagainya.”
-----HAMKA----
1 comment:
terharu...terharu..en Faizal...
Post a Comment